Minggu, 08 Juli 2012

PENGANTAR HARDWARE-SOFTWERE & KOMPONEN ICT


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berkembang dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik. Terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa, dengan demikian, sektor pendidikan harus terus menerus ditingkatkan mutunya. Adanya kesenjangan dalam mutu pendidikan disebabkan faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang belum memadai dan masih terbatas dan juga kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan datang. Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti Tren Global melainkan merupakan suatu langka strategis didalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat[1]. Secara geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang akan datang. Dengan penerapan kurikulum berbasis ICT yang akan dikembangkan harus mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya layanan pendidikan yang lebih bermutu dan efesien, sehingga dapat memenuhi krbutuhan manusia didalam zaman global dan kompetitif ini. Pengembangan kurikulum ICT Pada masa yang akan datang perlu diarahkan pada terwujudnya system pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan maju. Pada saat ini telah terjadi proses perubahan teknologi informasi, ICT sebagai simbol perubahan itu. Untuk menghadapi perubahan  tersebut hal yang terbaik kita pilih adalah memanfaatkan arus perubahan tersebut sebagai sumber energi.
Pendidikan sedang mengalami perubahan paradigma. Paradigma, tentang guru. Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber, sekarang banyak sumber belajar yang lain selain guru[2]. Perubahan paradigma tentang kurikulum. Kurikulum pada masa lalu ditentukan oleh pemerintah. Akan tetapi saat ini, kita tengah mengalami perubahan dalam penentuan kurikulum, di mana satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Sedangkan pemerintah hanyalah menetapkan standar kompetensi. Perubahan ini akan terus berlanjut. Sekolah masa depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing[3].
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini masih konvensional dan keterbatasan sumber belajar membawa dampak pada kurangnya pemahaman dan pengamalan siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka pemanfaatan pembelajaran berbasis ICT untuk proses pembelajaran sangat baik dan dianjurkan.
.
B.  RUMUSAN MASALAH
Rumusan makalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian Hardware dan Softwere ?
2.      Bagaimana pengaruh ICT bagi peningkatan kualitas pendidikan?
3.      Bagaimana  ICT bagi pengembangan pendidikan Islam ?





BAB II
PEMBAHASAN

A.  HARDWARE DAN SOFTWERE
1.    Hardware dan Software dalam tinjauan teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan adalah pemikiran sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan software dan hardware[4].
Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah instructional technology atau educational technology. Salah satu pendapat ialah bahwa instructional technology means the media born of the communications revolution which can be used for instructional purpose alongside the teacher, the book, and the blackboard[5]. Pengertian teknologi pendidikan ini sama dengan pengertian media pendidikan yaitu bahan dan alat yang terdiri dari perangkat software dan hardware dalam dunia pendidikan.
Unsur perangkat keras atau hardware adalah semua jenis yang berupa alat peraga atau alat bantu, yang berguna untuk mempermudah proses belajar mengajar yang disampaikan seorang guru pada peserta didik agar peserta didik lebih cepat menerima materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Adapun yang masuk dalam alat bentuk hardware atau alat bantu perangkat keras (produk-produk teknologi) adalah sebagai berikut:
1. Alat audio visual (seperti TV,VCD, Komputer dan sebagainya)
2. Alat audio (seperti tape recorder dan pita kaset, radio)
3. Alat visual (seperti poster hewan-hewan, organ-organ tubuh manusia, peta, proyektor, OHP) dan benda-benda yang lain yang dapat menunjang terjadinya proses belajar.
Alat-alat ini dalam metodologi pengajaran disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau instructional aids. Alat-alat itu besar manfaatnya, namun bukan merupakan inti atau hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti pendidikan. Namun bila dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program maka akan bermanfaat untuk pendidikan. Program ini adalah Softwere.
Software adalah perangkat lunak. sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi bisa di operasikan. Software merupakan dalam teknologi pendidikan adalah ide-ide atau konsep ilmiah dan sistematis. Fungsinya adalah untuk menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya[6].
2.    Software dan Hardware ditinjau melalui Komputer
Software adalah perangkat lunak. sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat diliat dan disentuh oleh manusia, maka software atau Perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi bisa di operasikan. Software merupakan suatu prosedur peng-operasian dari komputer itu sendiri ataupun berbagai prosedur dalam hal pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya.
Software komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui sofware atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah.
Secara harfiah pengertian software adalah piranti lunak; perangkat lunak; program komputer. Istilah baku software dalam bahasa Indonesia adalah perangkat lunak. Software adalah kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaanya. Software (perangkat lunak) ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip lainnya.
Selain itu, software juga merupakan data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri. Data yang disimpan ini dapat berupa program atau intruksi yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya. Untuk mencapai keinginannya tersebut dirancanglah  suatu susunan logika, logika yang disusun ini diolah melalui perangkat lunak, yang disebut juga dengan program beserta data-data yang diolahnya. pengolahan pada software ini melibatkan beberapa hal, di antaranya adalah sistem operasi, program, dan data. Software ini mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang ada dapat dimengerti oleh mesin komputer.
Sedangkan pengertian dari hardware atau  dalam bahasa Indonesianya disebut juga perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung  proses komputerisasi.
Hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada padanya, atau yang juga disebut dengan dengan istilah instruction set. Dengan adanya perintah yang dapat dimengerti oleh hardware tersebut, maka hardware tersebut dapat melakukan berbagai kegiatan  yang telah ditentukan oleh pemberi perintah. Hardware adalah unsur penyusun computer yang dapat kita sentuh karena merupakan peralatan yang berupa fisik yaitu alat elektronik dan mekanik.
Secara fisik, Komputer terdiri dari beberapa komponen yang merupakan suatu sistem. Sistem adalah komponen-komponen yang saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Apabila salah satu komponen tidak berfungsi, akan mengakibatkan tidak berfungsinya suatu komputer dengan baik. Komponen komputer ini termasuk dalam kategori elemen perangkat keras (hardware). Berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer dibagi menjadi :
a.    Input device ( unit masukan )
b.    Process device (unit Pemrosesan)
c.    Output device (unit keluaran)
d.   Backing Storage (unit penyimpanan)
e.    Periferal (unit tambahan)
Komponen dasar komputer yang terdiri dari input, process, output dan storage. Input device terdiri dari keyboard dan mouse, Process device adalah microprocessor (ALU, Internal Communication, Registers dan control section), Output device terdiri dari monitor dan printer, Storage external memory terdiri dari harddisk, Floppy drive, CD ROM, Magnetic tape. Storage internal memory terdiri dari RAM dan ROM. Sedangkan komponen Periferal Device merupakan komponen tambahan atau sebagai komponen yang belum ada atau tidak ada sebelumnya. Komponen Periferal ini contohnya: TV Tuner Card, Modem, Capture Card.
Brainware adalah unsur dimana yang berasal dari akal manusia. Maksudnya, bila tidak ada manusia computer tidak bisa digunakan. Selain itu brainware juga berarti orang-orang yang bekerja secara langsung dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu, ataupun orang-orang yang tidak bekerja secara langsung menggunakan komputer, tetapi menerima hasil kerja dari komputer yang berbentuk laporan. Ketiga unsur diatas (software, hardware dan brainware) memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.

B.  KOMPONEN ICT

Pada umumnya kita telah mengetahui pengertian ICT, namun seringkali pengertian kita bermacam-macam. Mungkin di antara kita ada yang mengartikan bahwa ICT adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer. Sering pula di jumpai guru yang menganggap ICT adalah urusan guru komputer semata-mata. Apakah kita sudah terbiasa memanfaatkan ICT dalam pembelajaran?. Menurut penulis ICT tidak hanya berhubungan dengan komputer saja, dan tidak hanya boleh dikuasai oleh guru komputer, akan tetapi harus dikuasai oleh semua civitas akademika dalam lembaga pendidikan tersebut, hal ini untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
ICT adalah Information and Communication Technology.  Dalam bahasa indonesianya adalah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pendayagunaan ICT dalam pendidikan adalah suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap aspek kehidupan[7]. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk pendidikan.
ICT selalu terdiri dari dua komponen yaitu hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatuperalatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya terlihat dan bisa  disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak adalah system yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten[8]

Potensi ICT dalam pembelajaran sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran. Salah satu hasil penelitian menyebutkan potensi TIK sebagai berikut: 10% membaca (teks), 20% mendengar (sound), 30 % melihat (grafis/foto), 50% melihat dan mendengar (video/animasi), 80% berbicara dan melakukan (interaktif). Bila kita gabungkan potensi TIK dalam pendidikan dapat kita lihat sebagai berikut:
• Memperluas kesempatan belajar
• Meningkatkan efisiensi
• Meningkatkan kualitas belajar
• Meningkatkan kualitas mengajar
• Memfasilitasi pembentukan keterampilan
• Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan
• Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen
• Mengurangi kesenjangan digital
Peran penting integrasi ICT dalam proses pembelajaran adalah untuk membangun keterampilan peserta didik, yaitu:
1.    keterampilan melek ICT dan media (media literacy skills)
2.    keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills)
3.    keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills)
4.    keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills)
5.    keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills).
Pengintegrasian ICT dalam proses pembelajaran harus memungkinkan siswa menjadi partisipan aktif, menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan /keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin serta belajar secara individu sebagai mana halnya juga kolaboratif dengan siswa lain.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pendayagunaan ICT di Sekolah. Berdasarkan sejumlah survey yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang sering menjadi keluhan para guru, antara lain; tidak tersedianya peralatan, mahalnya akses internet, kurangnya pengetahuan dan kemampuan menggunakan ICT alias gaptek, kurangnya dukungan kebijakan, dll.
Sekurang-kurangnya ada lima (5) faktor yang harus dipenuhi untuk terjadinya optimalisasi pendayagunaan ICT di sekolah. Kelima faktor tersebut adalah infrastruktur, SDM, konten, kebijakan dan budaya.

Guna mendukung optimalisasi pendayagunaan ICT untuk pendidikan, sejumlah program dan kebijakan pemerintah telah diluncurkan, antar lain:
1.    Kebijakan
a.       di bentuk dewan ICT Nasional yang di ketuai oleh presiden
b.      ICT menjadi bagian penting dari rencana strategis Depdiknas dalam mendukung tiga pilar kebijakan pemerataan dan perluasan akses; peningkatan kualitas dan daya saing; serta tata kelola dan pencitraan publik.
c.       Telah di keluarkan Permendiknas mengenai ICT untuk pendidikan[9]
2.    Infrastruktur
a.    adanya bantuan blockgrant ICT untuk pendidikan
b.     tersedianya koneksi broadband jaringan pendidikan nasional (Jardiknas)
3.    Konten
a.       Penyediaan bahan ajar berbasis ICT dan aktivitas pembelajaran non konvensional seperti e-edukasi.net
b.      Stasiun televisi khusus yang berisi 100% pendidikan, TVE
c.       Penyediaan pusat data dan informasi pendidikan, padati web
d.      Sistem informasi manajemen, seperti sim keu, sim Peg. NUPTK, Dapodik,dll
4.    SDM
a. pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya dala pendayagunaan ICT
5.    Budaya
a.       Sosialisasi
b.      lomba ICT
c.       e-learning award[10]

Peran Penting Pembelajaran yang mengintegrasikan ICT adalah tantangan pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang memiliki (1) keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills), (2) keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), (3) keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills), (4) keterampilan berkomunikasi efektif (effective communicationskills); dan (5) keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills). Kelima karakteristik masyarakat abad 21 menurut PBB tersebut dapat dibangun melalui pengintegrasian ICT dalam proses pembelajaran.
Peran guru dan siswa dalam pembelajaran yang mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran seharusnya memungkinkan dirinya untuk:
a.    menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar.
b.    dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Jika, pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran hanya bertujuan untuk
mempermudah guru menyampaikan materi, dimana ia berperan sebagai satu-satunya sumber informasi dan sumber segala jawaban, maka lima keterampilan masyarakat abad 21 yang dicanangkan PBB seperti dijelaskan di atas tidak akan berhasil[11]. Jika pemanfaatan ICT dalam pembelajaran masih membuat siswa tetap pasif, mereproduksi pengetahuan (sekedar menghafal), seperti guru mengajar dengan menggunakan slide presentasi dimana yang masih dominan adalah dirinya, maka sia-sialah teknologi tersebut diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang kita lakukan. Jika itu yang terjadi, maka siswa-siswi kita nanti hanya akan memiliki “PENGETAHUAN TENTANG ... .” bukan KEMAMPUAN UNTUK ..”[12].
Jadi, secara teoretis, integrasi ICT dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar yang:
1.    Aktif; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2.    Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalampengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingintahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3.    Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4.    Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.    Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
6.    Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan “problem-based atau case-based learning
7.    Reflektif; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8.    Multisensory; memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.
9.    High order thinking skills training; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak langsung juga meningkatkan “ICT & media literacy[13].
Sebagai fasilitas pendidikan, ICT di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik dll.
C.  ICT BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

Pendayagunaan  ICT ( Information and Communication Technologies ) dalam pendidikan adalah suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk pendidikan. Berbagai inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk dalam  dunia pendidikan.
ICT bisa menjadi media yang sangat tepat dalam menyalurkan pesan yang mendorong terciptanya belajar mengajar siswa, termasuk di dalamnya pesan-pesan yang disampaikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)[14]. Peranan mata pelajaran PAI di sekolah menempatkan posisi yang sangat strategis dalam memberikan dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik ke depan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai jenjang dasar sampai Pendidikan Tinggi[15].
Sudah banyak software-software islami yang diciptakan para pakar  yang bisa dimanfaatkan dalam menunjang pembelajaran PAI, seperti halnya power oint,  flash, courseleb, al-Quran digital, Dhuha E-book, dan lain sebagainya. Power Point, misalnya sebagai software yang beberapa tahun terakhir banyak diakrabi oleh beberapa orang dalam mempermudah presentasi adalah sangat cocok untuk pembelajaran  PAI[16].     Power point bisa dikomparasikan al-Qur’an digital, software-software  islami misalnya yaasin multimedia and translation, arabic Qu’an, terjemah Al-Quran lengkap, Moshaf Tafsir, Azan, Sahih Muslim, Sejarah Nabi Muhammad SAW, AyatKursi, Multimedia and Translation, Mobile Book (Holy Quran/Quran Bahasa Indonesia), Panduan Praktis Bahasa Arab, Mobile Paket Hadist, Sahih Al-Bukhari Hadith Pro For Mobile Phones, Hadith Reader Basic Bukhari for Mobile Phones, Index Quran Terjemah Bahasa Indonesia, 99 Asmaul Husna Multimedia on Cellphone, mShalat, Kisah Teladan, Kamus Lengkap, Prayer Times Athan and Qibla, Paket Nasehat Islami Lukman AlHakim, Mobile Doa Harian, Supplications, Hadith Qudsi Pro for Mobile Phones, Quran Reader Arabic with English Translation, Al Azkar, Quran Reader Arabic, Quran Word for Word in Arabic and English, Bahasa Indonesian English Dictionary, 99 Names Allah  for Mobile Phones, Zakat Calculator, Badr Dictionary. Power point juga bisa dikomparasikan dengan lagu yang disesuaikan dengan tema pembelajarannya, flash dan sekaligus juga bisa menerima film-film yang akan mempermudah pembelajaran PAI, karena itu guru bisa memilih software power point, sebagai pendekatan dalam pembelajaran PAI.
Jika guru mampu menguasai flash, maka ia juga akan bisa mempermudah dalam pembelajaran. Program ini bisa menyimpan data banyak dalam pembelajaran PAI. Guru tidak perlu repot-repot dengan pembelajaran  manual menerangkan memakai buku. Guru tinggal membawa laptop dan menyiapkan LCD, dan tinggal mengklik tombol-tombol yang sesuai. Jika ingin lebih mendalam, guru bisa mengklik URL, yang menyambungkan dengan alamat-alamat web di internet. Guru juga bisa menugaskan siswa dalam dunia maya, misalnya lewat Facebook, yang pasti sudah diakrabi oleh siswa.
Dalam penyetoran tugas guru bisa mengefektifkan e-mail untuk penyetoran tugas-tugas harian atau tugas-tugas yang  lain. Media mailing list juga cukup efektif untuk membuat komunitas kelas A/B/ yang lainnya dimana mailing  list bisa saling share terkait dengan pembelajaran antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa bahkan guru dengan guru. Memaksimalkan jejaring sosial  ( Facebook, Twitter, Yahoo Massenger, dll ) untuk membuat komunitas yang bisa teredukatif dengan pengetahuan agama Islam minimal mengingatkan hari-hari / waktu untuk beribadah lebih intens waktunya puasa sunnah dll.
Penggunaan akun web/blog bisa menjadikan siswa lebih giat untuk browsing materi, dan sebagai media untuk sosialisasi pemikiran-pemikiran guru/ siswa mengenai beberapa hal atau terkait tema-tema yang diajarkan dikelas.
Media teleconverence bisa menjembatani guru yang berada diruangan lain terhubung dengan kelas yang berlainan tempatnya dan  ini memungkinkan antar propinsi jugabahkan antar negara. Menurut pengalaman penulis yang pernah mengikuti seminar menggunakan media teleconverence antara Surabaya, Banjarmasin dan Thailand memungkinkan untuk mengadakan pembelajaran lintas tempat karena pada saat itu dalam satu waktu penulis dihadapkan pada teleconference antara narasumber dan audiensnya di Surabaya dengan Narasumber di Banjarmasin dan  Thailand. Kendalanya media ini adalah sangat mahal dari costnya. Namun ada yang lebih terjangkau yaitu media skype bisa menjadi media untuk konsultasi langsung via internet. Dengan program skype  siswa dapat berdialog langsung  tentang materi yang belum dimengerti dengan guru melalui layar skype.
Dengan demikian PAI pun bisa mengikuti perkembangan teknologi yang digandrungi siswa. Dengan demikian maka, pembelajaran PAI tidak lagi terkesan : - PAI merupakan pelajaran hafalan semata
  - Siswa tidak mampu menghubungkan antara hal yang dipelajari dengan  kegunaanya
  - Siswa mengalami kesulitan memahami konsep-konsep abstrak yang diajarkan melalui metode ceramah[17]
Sarana penunjang pengembangan pembelajaran yang  berbasis  ICT berupa computer dan jaringan internet cukup memadai. Hal tersebut memicu semangat warga sekolah untuk menitik beratkan pengembangan sekolah yang salah satunya pada pengoptimalan pendidikan yang berbasis teknologi dan kecakapan hidup.
a. Faftor Penghambat
Selain faktor pendukung ada juga factor penghambat, dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dilapangan menunjukkan bahwa ada beberapa faktor penghambat diantaranya factor internal, factor eksternal dan kurangnya pengetahuan guru tentang teknologi (gaptek).
Factor internal. ICT merupakan produk baru sehingga masih banyak guru-guru yang belum mengenal ICT secara detail sehingga tidak heran jika terkadang lebih pandai muridnya dalam dunia teknologi dari pada gurunya yang kebanyakan dari mereka ketika sekolah dulu tidak mengenal teknologi seperti sekarang.
Factor eksternal.  Sebagian guru masih gagap technology ( Gaptek ) terutama para senior, dan kurang adanya kesadaran baik pengajar maupun peserta didik dalam menggunakan dan memanfaatkan perangkait ICT.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Teknologi pendidikan adalah pemikiran sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan software ( perangkat lunak ) dan hardware ( perangkat keras ).
2.      Dalam pengembangan pendidikan agama Islam sangat perlu  dilakukan dan dikuasai meskipun terdapat beberapa faktor penghambat baik eksternal maupun internal namun hal itu bisa diminimalisir dengan cara pemberian pelatihan pada guru terkait aplikasi ICT dalam pembelajaran. Jika hal itu masih belum maksimal maka perlu dibentuk study group untuk transformasi pengetahuan ICT dimana  setiap guru yang mahir menjadi tutor / trainer of ICT bagi grupnya.
3.      Dalam pendidikan karakter yang lagi booming di Indonesia saat ini sangat memungkinkan sekali ditanamkan karakter sensitif sosial dan kejujuran dalam pembelajaran ICT atau pengaplikasian ICT. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa jika peserta didik dihadapkan pada pembelajaran ICT atau yang berkaitan dengan itu akan terlena dalam dunia teknologi misalnya dunia maya, dan enggan bersilaturrahmi atau semakin individualis. Guru sangat perlu untuk memberikan pengarahan  yang intensif pada siswa agar media ICT ini bisa dimanfaatkan pada hal-hal yang positif dan sesuai syariah Islam.


                                               DAFTAR PUSTAKA         

Allens, Nancy, A Planning Guide Information and Communication Technologies in Teacher Education , Paris, Place de fontenoy, 2005.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Media Group, 2012.
Beswick, norman, Commision on Instructional Technology Resource-Based Learning, Virginia, 1997.
Departemen Pendidikan Nasional, Blue Print TIK untuk Pendidikan, Jakarta, Depdiknas, 2005.
Kusnandar, Ade, TIK untuk Pembelajaran, Jakarta, pustekom depdiknas, 2008.
Kholilurrohman, “manfaat ICT dalam pembelajaran PAI”, dalam mediadanalatperagapaismadan smk.blogspot.com
Moore, Peter, Environment of E-Learning, UNESCO, 2003
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara,1994.
Soeharto, Karti, Teknologi Pembelajaran, Pendekatan Sistem Konsepsi da Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media, Surabaya, SIC, 2003.





[1]Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: ALFABETA, 2008), 2.
[2] Nancy Allens. A Planning guide Information and Communication Technogies in Theacher education.( UNESCO, Paris: Place de Fontenoy, 2005), 56-57.
[3] OECD. Schooling for tomorrow Learning ICT in Schools, ( Franch: 2001) 20.
[4] Prof. Dr. Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 1.
[5]Norman Beswick. Commision on Instructional Technology Resource-Based Learning,( Virginia,1997 )39
[6] Prof.Dr.Nasution. Teknologi pendidikan. 2.
[7] Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005
[8] Kusnandar, ade. TIK untuk Pembelajaran, ( modul, Pustekom Depdiknas 2008 ) 5.
[9] (Permen No.38 tahun 2008)
[10] Moore, Peter. Environment of e-learning, (UNESCO: 2003 ) 32.
[11] (adaptasi dari Division of Higher Education, UNESCO, 2002)” Toward Policies for Integrating ICTs into Education” High level Seminar for Decision Makers a Policy Makers, Moscow.
[12] (adaptasi dari Division of Higher Education, UNESCO, 2002) “ Information and Communication Technologies in Teacher Educaation: a Planning Guide”.
[13]Fryer, ICT & media literacy ( UNESCO: 2001) 57.
[14] Azyumardi azra, pendidikan islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 23.
[15] Taufikurrahman Shaleh. Membangun pendidikan Indonesia, Reformasi Pendidikan menuju masyarakat berbasis Ilmu pengetahuan ( Jakarta Pusat : Lembaga Pers dan Penerbitan Pimpinan pusat Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama, 2009), 183.
[16]Kholilurrahman, “ manfaat ICT dalam pembelajaran PAI”, dalam media dan alat peraga PAI. Smk.blogspot.com ( 28-11-2011), 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar