BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berkembang dengan
pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan atau hari,
melainkan jam, bahkan menit atau detik. Terutama berkaitan dengan teknologi
informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika.
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing
bangsa, dengan demikian, sektor pendidikan harus terus menerus ditingkatkan
mutunya. Adanya kesenjangan dalam mutu pendidikan disebabkan faktor sarana dan
prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang belum memadai dan masih
terbatas dan juga kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan
datang. Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT adalah salah satu
langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Hal ini
sesuai dengan kebijakan yang ada dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan
Nasional 2005-2009. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti Tren Global
melainkan merupakan suatu langka strategis didalam upaya meningkatkan akses
dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat[1].
Secara geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan
kurikulum berbasis ICT akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang
akan datang. Dengan penerapan kurikulum berbasis ICT yang akan dikembangkan
harus mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya
layanan pendidikan yang lebih bermutu dan efesien, sehingga dapat memenuhi
krbutuhan manusia didalam zaman global dan kompetitif ini. Pengembangan
kurikulum ICT Pada masa yang akan datang perlu diarahkan pada terwujudnya
system pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan
maju. Pada saat ini telah terjadi proses perubahan teknologi informasi, ICT
sebagai simbol perubahan itu. Untuk menghadapi perubahan tersebut hal yang terbaik kita pilih adalah
memanfaatkan arus perubahan tersebut sebagai sumber energi.
Pendidikan
sedang mengalami perubahan paradigma. Paradigma, tentang guru. Dahulu
guru dianggap sebagai satu-satunya sumber, sekarang banyak sumber belajar yang
lain selain guru[2]. Perubahan paradigma
tentang kurikulum. Kurikulum pada masa lalu
ditentukan oleh pemerintah. Akan tetapi saat ini, kita tengah mengalami
perubahan dalam penentuan kurikulum, di mana
satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Sedangkan pemerintah hanyalah menetapkan standar
kompetensi. Perubahan ini akan terus
berlanjut. Sekolah masa depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing[3].
Proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini masih konvensional dan
keterbatasan sumber belajar membawa dampak pada kurangnya pemahaman dan
pengamalan siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka pemanfaatan
pembelajaran berbasis ICT untuk proses pembelajaran sangat baik dan dianjurkan.
.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
makalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apa
pengertian Hardware dan Softwere ?
2.
Bagaimana
pengaruh ICT bagi peningkatan kualitas pendidikan?
3.
Bagaimana
ICT bagi pengembangan pendidikan Islam ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
HARDWARE DAN SOFTWERE
1.
Hardware dan Software dalam tinjauan teknologi
pendidikan
Teknologi pendidikan adalah pemikiran
sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam
pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan
software dan hardware[4].
Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris
adalah instructional technology atau educational technology. Salah satu
pendapat ialah bahwa instructional technology means the media born of the
communications revolution which can be used for instructional purpose alongside
the teacher, the book, and the blackboard[5].
Pengertian teknologi pendidikan ini sama dengan pengertian media pendidikan
yaitu bahan dan alat yang terdiri dari perangkat software dan hardware dalam
dunia pendidikan.
Unsur
perangkat keras atau hardware adalah semua jenis yang berupa alat peraga
atau alat bantu, yang berguna untuk mempermudah proses belajar mengajar yang
disampaikan seorang guru pada peserta didik agar peserta didik lebih cepat
menerima materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Adapun yang masuk dalam
alat bentuk hardware atau alat bantu perangkat keras (produk-produk
teknologi) adalah sebagai berikut:
1. Alat audio visual (seperti
TV,VCD, Komputer dan sebagainya)
2. Alat audio (seperti tape recorder
dan pita kaset, radio)
3. Alat visual (seperti poster
hewan-hewan, organ-organ tubuh manusia, peta, proyektor, OHP) dan benda-benda
yang lain yang dapat menunjang terjadinya proses belajar.
Alat-alat ini dalam metodologi pengajaran disebut alat peraga, alat
pengajaran audio visual aids atau instructional aids. Alat-alat
itu besar manfaatnya, namun bukan merupakan inti atau hakikat teknologi
pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti pendidikan. Namun bila
dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program maka akan bermanfaat untuk
pendidikan. Program ini adalah Softwere.
Software adalah perangkat lunak. sifatnya pun
berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah
komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh manusia, maka software
atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software
memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi bisa di
operasikan. Software merupakan dalam teknologi pendidikan adalah ide-ide atau
konsep ilmiah dan sistematis. Fungsinya adalah untuk menganalisis dan mendesain
urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya[6].
2.
Software dan Hardware ditinjau melalui Komputer
Software
adalah perangkat lunak. sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat
keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat diliat dan
disentuh oleh manusia, maka software atau Perangkat lunak tidak dapat disentuh
dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak
berwujud benda tapi bisa di operasikan. Software merupakan suatu prosedur
peng-operasian dari komputer itu sendiri ataupun berbagai prosedur dalam hal
pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya.
Software
komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh
komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program
atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui sofware atau
perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah.
Secara
harfiah pengertian software adalah piranti lunak; perangkat lunak; program
komputer. Istilah baku software dalam bahasa Indonesia adalah perangkat lunak.
Software adalah kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer
dalam menjalankan pekerjaanya. Software (perangkat lunak) ini merupakan catatan
bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip
lainnya.
Selain
itu, software juga merupakan data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh
komputer itu sendiri. Data yang disimpan ini dapat berupa program atau intruksi
yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh
komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya. Untuk mencapai
keinginannya tersebut dirancanglah suatu susunan logika, logika yang
disusun ini diolah melalui perangkat lunak, yang disebut juga dengan program
beserta data-data yang diolahnya. pengolahan pada software ini melibatkan
beberapa hal, di antaranya adalah sistem operasi, program, dan data. Software
ini mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang ada dapat dimengerti oleh
mesin komputer.
Sedangkan
pengertian dari hardware atau dalam bahasa Indonesianya disebut juga
perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alat
nya bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung atau yang berbentuk
nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses
komputerisasi.
Hardware
dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada padanya, atau yang
juga disebut dengan dengan istilah instruction set. Dengan adanya
perintah yang dapat dimengerti oleh hardware tersebut, maka hardware tersebut
dapat melakukan berbagai kegiatan yang telah ditentukan oleh pemberi
perintah. Hardware adalah unsur penyusun computer yang dapat kita sentuh karena
merupakan peralatan yang berupa fisik yaitu alat elektronik dan mekanik.
Secara
fisik, Komputer terdiri dari beberapa komponen yang merupakan suatu sistem.
Sistem adalah komponen-komponen yang saling bekerja sama membentuk suatu
kesatuan. Apabila salah satu komponen tidak berfungsi, akan mengakibatkan tidak
berfungsinya suatu komputer dengan baik. Komponen komputer ini termasuk dalam
kategori elemen perangkat keras (hardware). Berdasarkan fungsinya, perangkat
keras komputer dibagi menjadi :
a.
Input device ( unit masukan )
b.
Process device (unit Pemrosesan)
c.
Output device (unit keluaran)
d.
Backing Storage (unit penyimpanan)
e.
Periferal (unit tambahan)
Komponen
dasar komputer yang terdiri dari input, process, output dan storage. Input
device terdiri dari keyboard dan mouse, Process device adalah microprocessor
(ALU, Internal Communication, Registers dan control section), Output device
terdiri dari monitor dan printer, Storage external memory terdiri dari
harddisk, Floppy drive, CD ROM, Magnetic tape. Storage internal memory terdiri
dari RAM dan ROM. Sedangkan komponen Periferal Device merupakan komponen
tambahan atau sebagai komponen yang belum ada atau tidak ada sebelumnya.
Komponen Periferal ini contohnya: TV Tuner Card, Modem, Capture Card.
Brainware
adalah unsur dimana yang berasal dari akal manusia. Maksudnya, bila tidak ada
manusia computer tidak bisa digunakan. Selain itu brainware juga berarti
orang-orang yang bekerja secara langsung dengan menggunakan komputer sebagai
alat bantu, ataupun orang-orang yang tidak bekerja secara langsung menggunakan
komputer, tetapi menerima hasil kerja dari komputer yang berbentuk laporan. Ketiga
unsur diatas (software, hardware dan brainware) memiliki hubungan yang sangat
erat dan tidak dapat dipisahkan.
B.
KOMPONEN ICT
Pada umumnya kita telah mengetahui
pengertian ICT, namun seringkali pengertian kita bermacam-macam. Mungkin di
antara kita ada yang mengartikan bahwa ICT adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan komputer. Sering pula di jumpai guru yang menganggap ICT adalah urusan
guru komputer semata-mata. Apakah kita sudah terbiasa memanfaatkan ICT dalam
pembelajaran?. Menurut penulis ICT tidak hanya berhubungan dengan komputer
saja, dan tidak hanya boleh dikuasai oleh guru komputer, akan tetapi harus
dikuasai oleh semua civitas akademika dalam lembaga pendidikan tersebut, hal
ini untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
ICT adalah Information and
Communication Technology. Dalam
bahasa indonesianya adalah TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi). Pendayagunaan ICT dalam pendidikan adalah suatu keharusan,
karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap aspek kehidupan[7].
Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. ICT memiliki potensi dan
fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan, untuk itu
diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk pendidikan.
ICT selalu terdiri dari dua komponen
yaitu hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah
segala sesuatuperalatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya terlihat dan
bisa disentuh. Sedangkan software atau
perangkat lunak adalah system yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam
perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS),
aplikasi, ataupun konten[8]
Potensi ICT dalam
pembelajaran sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran.
Salah satu hasil penelitian menyebutkan potensi TIK sebagai berikut: 10%
membaca (teks), 20% mendengar (sound), 30 % melihat (grafis/foto), 50% melihat
dan mendengar (video/animasi), 80% berbicara dan melakukan (interaktif). Bila
kita gabungkan potensi TIK dalam pendidikan dapat kita lihat sebagai berikut:
•
Memperluas kesempatan belajar
•
Meningkatkan efisiensi
•
Meningkatkan kualitas belajar
•
Meningkatkan kualitas mengajar
•
Memfasilitasi pembentukan keterampilan
•
Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan
•
Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen
•
Mengurangi kesenjangan digital
Peran penting
integrasi ICT dalam proses pembelajaran adalah untuk membangun keterampilan
peserta didik, yaitu:
1.
keterampilan melek ICT dan media (media literacy skills)
2.
keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills)
3.
keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills)
4.
keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication
skills)
5.
keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative
skills).
Pengintegrasian ICT
dalam proses pembelajaran harus memungkinkan siswa menjadi partisipan aktif,
menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan /keterampilan serta
berpartisipasi sebanyak mungkin serta belajar secara individu sebagai mana
halnya juga kolaboratif dengan siswa lain.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Pendayagunaan ICT di Sekolah. Berdasarkan
sejumlah survey yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang
sering menjadi keluhan para guru, antara lain; tidak tersedianya peralatan,
mahalnya akses internet, kurangnya pengetahuan
dan kemampuan menggunakan ICT alias gaptek, kurangnya dukungan kebijakan, dll.
Sekurang-kurangnya ada lima (5)
faktor yang harus dipenuhi untuk terjadinya optimalisasi pendayagunaan ICT di sekolah. Kelima faktor tersebut adalah infrastruktur,
SDM, konten, kebijakan dan budaya.
Guna mendukung optimalisasi
pendayagunaan ICT untuk pendidikan, sejumlah program dan kebijakan
pemerintah telah diluncurkan, antar lain:
1.
Kebijakan
a.
di
bentuk dewan ICT Nasional yang di ketuai oleh presiden
b.
ICT
menjadi bagian penting dari rencana strategis Depdiknas dalam mendukung tiga
pilar kebijakan pemerataan dan perluasan akses; peningkatan kualitas dan daya
saing; serta tata kelola dan pencitraan publik.
c.
Telah
di keluarkan Permendiknas mengenai ICT untuk pendidikan[9]
2.
Infrastruktur
a.
adanya
bantuan blockgrant ICT untuk pendidikan
b.
tersedianya koneksi broadband jaringan
pendidikan nasional (Jardiknas)
3.
Konten
a.
Penyediaan
bahan ajar berbasis ICT dan aktivitas pembelajaran non konvensional seperti
e-edukasi.net
b.
Stasiun
televisi khusus yang berisi 100% pendidikan, TVE
c.
Penyediaan
pusat data dan informasi pendidikan, padati web
d.
Sistem
informasi manajemen, seperti sim keu, sim Peg. NUPTK, Dapodik,dll
4.
SDM
a.
pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya dala pendayagunaan ICT
5.
Budaya
a.
Sosialisasi
b.
lomba
ICT
c.
e-learning
award[10]
Peran Penting
Pembelajaran yang mengintegrasikan ICT adalah tantangan pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun
masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang
memiliki (1) keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills),
(2) keterampilan
berpikir kritis (critical thinking skills), (3) keterampilan memecahkan
masalah (problem-solving
skills), (4) keterampilan berkomunikasi efektif (effective
communicationskills); dan (5) keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative
skills). Kelima karakteristik masyarakat abad 21 menurut PBB
tersebut dapat dibangun melalui pengintegrasian ICT dalam proses pembelajaran.
Peran guru dan siswa
dalam pembelajaran yang mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran
seharusnya memungkinkan dirinya untuk:
a.
menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan
teman belajar.
b.
dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada
siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Jika, pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran hanya
bertujuan untuk
mempermudah
guru menyampaikan materi, dimana ia berperan sebagai satu-satunya sumber
informasi dan sumber segala jawaban, maka lima keterampilan masyarakat abad 21
yang dicanangkan PBB seperti dijelaskan di atas tidak akan berhasil[11].
Jika pemanfaatan ICT dalam pembelajaran masih membuat siswa tetap pasif, mereproduksi
pengetahuan (sekedar menghafal), seperti guru mengajar dengan menggunakan slide
presentasi dimana yang masih dominan adalah dirinya, maka sia-sialah teknologi
tersebut diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang kita lakukan. Jika itu
yang terjadi, maka siswa-siswi kita nanti hanya akan memiliki “PENGETAHUAN TENTANG
... .” bukan KEMAMPUAN UNTUK ..”[12].
Jadi, secara teoretis, integrasi ICT dalam pembelajaran yang
sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar yang:
1.
Aktif; memungkinkan
siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan
bermakna.
2.
Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalampengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingintahuan dan
keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3.
Kolaboratif;
memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama,
berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama
anggota kelompoknya.
4.
Antusiastik;
memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
5.
Dialogis;
memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan
dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut
baik di dalam maupun luar sekolah.
6.
Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna
(real-world) melalui pendekatan “problem-based atau case-based learning”
7.
Reflektif; memungkinkan
siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang
telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8.
Multisensory;
memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory),
baik audio, visual, maupun kinestetik.
9.
High order thinking skills training; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta
secara tidak langsung juga meningkatkan “ICT & media literacy” [13].
Sebagai fasilitas pendidikan, ICT di sekolah dapat
berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia,
papan elektronik dll.
C.
ICT BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendayagunaan ICT ( Information
and Communication Technologies ) dalam pendidikan adalah suatu
keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap
aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam
pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal.
ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk
pendidikan. Berbagai
inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk
dalam dunia pendidikan.
ICT bisa
menjadi media yang sangat tepat dalam menyalurkan pesan yang mendorong
terciptanya belajar mengajar siswa, termasuk di dalamnya pesan-pesan yang disampaikan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)[14]. Peranan
mata pelajaran PAI di sekolah menempatkan posisi yang sangat strategis dalam
memberikan dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik ke depan. Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai
jenjang dasar sampai Pendidikan Tinggi[15].
Sudah banyak
software-software islami yang diciptakan para pakar yang bisa dimanfaatkan dalam menunjang pembelajaran
PAI, seperti halnya power oint, flash,
courseleb, al-Quran digital, Dhuha E-book, dan lain sebagainya. Power
Point, misalnya sebagai software yang beberapa tahun terakhir banyak diakrabi
oleh beberapa orang dalam mempermudah presentasi adalah sangat cocok untuk
pembelajaran PAI[16]. Power point bisa dikomparasikan al-Qur’an
digital, software-software islami
misalnya yaasin
multimedia and translation, arabic Qu’an, terjemah Al-Quran lengkap, Moshaf Tafsir,
Azan, Sahih Muslim, Sejarah Nabi Muhammad SAW, AyatKursi, Multimedia and
Translation, Mobile Book (Holy Quran/Quran Bahasa Indonesia), Panduan Praktis
Bahasa Arab, Mobile Paket Hadist, Sahih Al-Bukhari Hadith Pro For Mobile Phones,
Hadith Reader Basic Bukhari for Mobile Phones, Index Quran Terjemah Bahasa
Indonesia, 99 Asmaul Husna Multimedia on Cellphone, mShalat, Kisah Teladan, Kamus
Lengkap, Prayer Times Athan and Qibla, Paket Nasehat Islami Lukman AlHakim,
Mobile Doa Harian, Supplications, Hadith Qudsi Pro for Mobile Phones, Quran Reader
Arabic with English Translation, Al Azkar, Quran Reader Arabic, Quran Word for
Word in Arabic and English, Bahasa Indonesian English Dictionary, 99 Names
Allah for Mobile Phones, Zakat
Calculator, Badr Dictionary. Power point juga bisa dikomparasikan dengan lagu
yang disesuaikan dengan tema pembelajarannya, flash dan sekaligus juga bisa menerima
film-film yang akan mempermudah pembelajaran PAI, karena itu guru bisa memilih
software power point, sebagai pendekatan dalam pembelajaran PAI.
Jika guru mampu
menguasai flash, maka ia juga akan bisa mempermudah dalam pembelajaran. Program
ini bisa menyimpan data banyak dalam pembelajaran PAI. Guru tidak perlu
repot-repot dengan pembelajaran manual
menerangkan memakai buku. Guru tinggal membawa laptop dan menyiapkan LCD, dan
tinggal mengklik tombol-tombol yang sesuai. Jika ingin lebih mendalam, guru
bisa mengklik URL, yang menyambungkan dengan alamat-alamat web di internet.
Guru juga bisa menugaskan siswa dalam dunia maya, misalnya lewat Facebook, yang
pasti sudah diakrabi oleh siswa.
Dalam
penyetoran tugas guru bisa mengefektifkan e-mail untuk penyetoran
tugas-tugas harian atau tugas-tugas yang
lain. Media mailing list juga cukup efektif untuk membuat
komunitas kelas A/B/ yang lainnya dimana mailing list bisa saling share terkait
dengan pembelajaran antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa bahkan guru
dengan guru. Memaksimalkan jejaring sosial
( Facebook, Twitter, Yahoo Massenger, dll ) untuk membuat
komunitas yang bisa teredukatif dengan pengetahuan agama Islam minimal
mengingatkan hari-hari / waktu untuk beribadah lebih intens waktunya puasa
sunnah dll.
Penggunaan akun
web/blog bisa menjadikan siswa lebih giat untuk browsing materi, dan
sebagai media untuk sosialisasi pemikiran-pemikiran guru/ siswa mengenai
beberapa hal atau terkait tema-tema yang diajarkan dikelas.
Media teleconverence
bisa menjembatani guru yang berada diruangan lain terhubung dengan kelas yang
berlainan tempatnya dan ini memungkinkan
antar propinsi jugabahkan antar negara. Menurut pengalaman penulis yang pernah
mengikuti seminar menggunakan media teleconverence antara Surabaya, Banjarmasin
dan Thailand memungkinkan untuk mengadakan pembelajaran lintas tempat karena
pada saat itu dalam satu waktu penulis dihadapkan pada teleconference antara
narasumber dan audiensnya di Surabaya dengan Narasumber di Banjarmasin dan Thailand. Kendalanya media ini adalah sangat
mahal dari costnya. Namun ada yang lebih terjangkau yaitu media skype
bisa menjadi media untuk konsultasi langsung via internet. Dengan program
skype siswa dapat berdialog
langsung tentang materi yang belum
dimengerti dengan guru melalui layar skype.
Dengan demikian
PAI pun bisa mengikuti perkembangan teknologi yang digandrungi siswa. Dengan
demikian maka, pembelajaran PAI tidak lagi terkesan : - PAI merupakan pelajaran
hafalan semata
- Siswa
tidak mampu menghubungkan antara hal yang dipelajari dengan kegunaanya
- Siswa
mengalami kesulitan memahami konsep-konsep abstrak yang diajarkan melalui
metode ceramah[17]
Sarana penunjang pengembangan pembelajaran yang berbasis
ICT berupa computer dan jaringan internet cukup memadai. Hal tersebut memicu
semangat warga sekolah untuk menitik beratkan pengembangan sekolah yang salah
satunya pada pengoptimalan pendidikan yang berbasis teknologi dan kecakapan hidup.
a. Faftor Penghambat
Selain faktor pendukung ada juga factor penghambat, dari observasi
dan wawancara yang peneliti lakukan dilapangan menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor penghambat diantaranya factor internal, factor eksternal dan kurangnya
pengetahuan guru tentang teknologi (gaptek).
Factor internal. ICT merupakan produk baru sehingga masih banyak guru-guru
yang belum mengenal ICT secara detail sehingga tidak heran jika terkadang lebih
pandai muridnya dalam dunia teknologi dari pada gurunya yang kebanyakan dari
mereka ketika sekolah dulu tidak mengenal teknologi seperti sekarang.
Factor eksternal. Sebagian
guru masih gagap technology ( Gaptek ) terutama para senior, dan kurang adanya
kesadaran baik pengajar maupun peserta didik dalam menggunakan dan memanfaatkan
perangkait ICT.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Teknologi pendidikan adalah pemikiran
sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam
pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan software
( perangkat lunak ) dan hardware ( perangkat keras ).
2.
Dalam
pengembangan pendidikan agama Islam sangat perlu dilakukan dan dikuasai meskipun terdapat
beberapa faktor penghambat baik eksternal maupun internal namun hal itu bisa
diminimalisir dengan cara pemberian pelatihan pada guru terkait aplikasi ICT
dalam pembelajaran. Jika hal itu masih belum maksimal maka perlu dibentuk study
group untuk transformasi pengetahuan ICT dimana
setiap guru yang mahir menjadi tutor / trainer of ICT bagi
grupnya.
3.
Dalam
pendidikan karakter yang lagi booming di Indonesia saat ini sangat memungkinkan
sekali ditanamkan karakter sensitif sosial dan kejujuran dalam pembelajaran ICT
atau pengaplikasian ICT. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa jika peserta
didik dihadapkan pada pembelajaran ICT atau yang berkaitan dengan itu akan terlena
dalam dunia teknologi misalnya dunia maya, dan enggan bersilaturrahmi atau
semakin individualis. Guru sangat perlu untuk memberikan pengarahan yang intensif pada siswa agar media ICT ini
bisa dimanfaatkan pada hal-hal yang positif dan sesuai syariah Islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Allens, Nancy, A Planning Guide
Information and Communication Technologies in Teacher Education , Paris,
Place de fontenoy, 2005.
Azra, Azyumardi, Pendidikan
Islam, Jakarta, Prenada Media Group, 2012.
Beswick, norman, Commision on
Instructional Technology Resource-Based Learning, Virginia, 1997.
Departemen Pendidikan Nasional, Blue
Print TIK untuk Pendidikan, Jakarta, Depdiknas, 2005.
Kusnandar, Ade, TIK untuk
Pembelajaran, Jakarta, pustekom depdiknas, 2008.
Kholilurrohman, “manfaat ICT dalam
pembelajaran PAI”, dalam mediadanalatperagapaismadan smk.blogspot.com
Moore, Peter, Environment of
E-Learning, UNESCO, 2003
Nasution, Teknologi Pendidikan,
Jakarta, Bumi Aksara,1994.
Soeharto, Karti, Teknologi
Pembelajaran, Pendekatan Sistem Konsepsi da Model, SAP, Evaluasi, Sumber
Belajar dan Media, Surabaya, SIC, 2003.
[1]Munir. Kurikulum
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: ALFABETA, 2008), 2.
[2] Nancy Allens. A
Planning guide Information and Communication Technogies in Theacher education.(
UNESCO, Paris: Place de Fontenoy, 2005), 56-57.
[3] OECD.
Schooling for tomorrow Learning ICT in Schools, ( Franch: 2001) 20.
[4] Prof. Dr. Nasution,
M.A. Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 1.
[5]Norman Beswick.
Commision on Instructional Technology Resource-Based Learning,(
Virginia,1997 )39
[6]
Prof.Dr.Nasution. Teknologi pendidikan. 2.
[7] Rencana
Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005
[8] Kusnandar,
ade. TIK untuk Pembelajaran, ( modul, Pustekom Depdiknas 2008 ) 5.
[9] (Permen No.38 tahun 2008)
[10] Moore, Peter. Environment
of e-learning, (UNESCO: 2003 ) 32.
[11] (adaptasi dari Division of Higher
Education, UNESCO, 2002)” Toward Policies for Integrating ICTs into Education” High level Seminar for Decision Makers a
Policy Makers, Moscow.
[12] (adaptasi dari Division of Higher Education,
UNESCO, 2002) “ Information and Communication Technologies in Teacher
Educaation: a Planning Guide”.
[13]Fryer,
ICT & media literacy ( UNESCO: 2001) 57.
[14]
Azyumardi azra, pendidikan islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2012),
23.
[15]
Taufikurrahman Shaleh. Membangun pendidikan Indonesia, Reformasi Pendidikan
menuju masyarakat berbasis Ilmu pengetahuan ( Jakarta Pusat : Lembaga Pers dan
Penerbitan Pimpinan pusat Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama, 2009), 183.
[16]Kholilurrahman,
“ manfaat ICT dalam pembelajaran PAI”, dalam media dan alat peraga PAI.
Smk.blogspot.com ( 28-11-2011), 1.
[17] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2237617-pembelajaran-pendidikan-agama-islam-pai/#ixzz201VOgcT9 diposting tanggal 4 Juli 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar